MOBILIJO menerima pesanan pembelian Komponen , Servis dan juga pembuatan berbagai kendaraan listrik seperti mobil listrik, motor listrik, beca listrik, dll, dengan harga yang bersaing.

Pria Asal Jogja Ini Buat Mobil Listrik Sendiri

Liputan : Aldiro Syahrian -

RAJAMOBIL.COM, Jogjakarta
Indonesia ternyata sudah mampu membuat mobil listrik. Seorang kreator asal Jogjakarta bernama Wiwin yang membuat mobil listrik ini.

Wiwin sudah membuat beberapa unit mobil listrik. Pria lulusan sekolah menengah teknik (STM) ini mengakui memang hobi  hal  berkaitan dengan teknologi, khususnya kendaraan listik.

"Dari awal saya memang penasaran dengan mobil listrik. Karena mobil listrik itu termasuk dalam kendaraan ramah lingkungan, jadi saya ingin membuatnya," jelas Wiwien kepada Rajamobil.com.

Di workshop sederhana bernama Mobilijo, Wiwien mampu membuat mobil listrik dengan daya jelajah cukup jauh. Mobil listrik karya Wiwien menggunakan dinamo BLDC 500w 2X dengan aki 12v sebanyak empat unit yang diseri menjadi 48v.

Dengan hanya mengisi daya selama empat jam, kendaraan listrik karya Wiwien ini mampu menjelajah hingga sejauh 45 km.

Sumber : http://m.rajamobil.com/berita-mobil/pria-asal-jogja-ini-buat-mobil-listrik-sendiri-16262.htm

Read more

Wow, Lulusan STM Ini Produksi Mobil Listrik Dari Bahan Bekas


Liputan : Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja |

Harianjogja.com, JOGJA
Diam-diam menghanyutkan. Mungkin itu pepatah yang pas untuk menggambarkan Winawan Mardi Raharjo. Tanpa banyak wacana, pria lulusan STM Nasional Jogja ini sudah banyak memproduksi kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar listrik. Berikut laporannya … Dua unit mobil listrik terparkir di depan bengkel berukuran 3×4 meter milik Winawan, sementara sebuah becak berwarna merah tengah dikerjakan Wiwin dan salah satu karyawannya Luki saat Harianjogja.com berkunjung bengkel Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) di Bumijo Tengah, Jetis, Jogja Senin (20/10/2014).

Pria yang beken dengan panggilan Wiwin Vegas ini menceritakan awal mula inovasi kendaraan listrik Wiwin dimulai sekitar 2005. Saat itu pria yang masih aktif sebagai teknisi elektronik ini nekat membuat otoped, kendaraan ringan beroda dua dengan penggerak listrik.

Bermodalkan pengetahuannya tentang dunia otomotif yang didapat dari bangku STM dan hasil belajar autodidak mengenai kelistrikan, dia memulai proyek iseng itu. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya otoped listriknya berhasil berjalan. Kesuksesan dengan otoped listrik itu kemudian membuatnya menjajal sepeda listrik bikinan sendiri.

“Waktu itu sampai ada dua otoped dan satu sepeda listrik. Dipakai sehari-hari saja. Anak-anak pakai untuk main, sepedanya dipakai ke warung,” kisah Wiwin.

Setelah dua moda sederhana itu berhasil dilistrikkan, Wiwin semakin tergila-gila dengan kendaraan listrik. Kali ini idenya semakin liar dengan berusaha membuat mobil listrik dengan bermodalkan barang bekas. Proyek yang dimulainya 2012 ini menjadi proyek terbesar sekaligus yang paling menguras tenaga. Pasalnya dia harus merancang mobilnya dari nol dengan bermodalkan informasi dari internet. Belum lagi ayah dua orang anak ini mesti mencicil dan berburu komponen yang dibutuhkan dengan sisa tabungannya.

Pilihan berburu ke Pasar Klitikan akhirnya digunakan demi mendapatkan harga termurah. Setelah menguras tenaga dan kantong demi hobi, mobil listrik perdananya akhirnya sukses meluncur. Hanya dibutuhkan uang sebesar Rp25 juta untuk membangun satu unit mobil ini. Dan tak berapa lama, mobil ini dibeli dengan harga Rp 35 juta oleh Hanafi Rais, putra Amien Rais, yang saat itu melihat Wiwin mengemudikan mobil listrik ciptaannya.

“Uang hasil penjualannya lalu dibuatkan mobil listrik lagi. Sampai saat ini sudah lima mobil listrik saya buat. Kebanyakan pesanan dari orang yang tertarik dan memesan dengan bentuk khusus,” ujar dia.

Menyadari peluang untuk menekuni hobinya sebagai mata pencarian utama, Wiwin yang pernah bekerja sebagai montir di bengkel mobil, teknisi audio dan penyedia jasa event organizer ini akhirnya memutuskan fokus pada bengkel kendaraan listrik.

Sumber : http://jogja.solopos.com/baca/2014/10/21/wow-lulusan-stm-ini-produksi-mobil-listrik-dari-bahan-bekas-546040

Read more

Pria Ini Ciptakan Becak Ramah Lingkungan untuk Wisatawan

Foto Ilustrasi

Liputan : Siti Nuraisyah Dewi,  Daru Waskita (Yogyakarta) - VIVA NEWS

VIVAnews 
Becak kayuh masih diperbolehkan beroperasi di Yogyakarta, tetapi untuk becak bermotor, atau bentor menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan.

Namun, kini becak kayuh maupun bentor tidak perlu lagi saling berhadapan, karena sudah tercipta karya becak hybrid yang ramah lingkungan dan bertenaga listrik.

Adalah Mardi Raharja, 39 tahun, warga Bumijo, Yogyakarta, yang menciptakan becak ramah lingkungan yang diharapkan ke depannya akan menjadi moda transportasi untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Gudeg ini.

Menggunakan tenaga manusia dan harus ngenjot (mengayuh) plus tukang becak rata-rata sudah berumur, membuat daya tempuh becak terbatas. Apalagi di beberapa ruas jalan di Kota Yogyakarta, terdapat tanjakan yang butuh tenaga ekstra.

Prihatin dan kasihan melihat abang becak mendorong becak, membuat suami dari Yoshinta itu bertekad membuat becak yang nyaman dan mengenakkan abang becak.

Sejak setahun  silam, Wiwin melakukan uji coba membuat becak efektif  efisien. Bertempat di bengkel Mobilijo miliknya, Wiwin berulang kali melakukan uji coba membuat becak hybrid bertenaga listrik, tanpa menghilangkan kesan tradisional, hemat, aman, dan ramah lingkungan.

Setelah berulang kali melakukan percobaan, Wiwin berhasil menciptakan becak tenaga listrik. Mengunakan accu 12 volt sebanyak empat buah, dihubungkan dengan dynamo DC, mampu menghasilkan listrik 500 watt.

Listrik, kemudian mengerakkan gear yang selama ini sebagai penggerak becak. Selain mempertahankan bentuk aslinya, becak hybrid karyanya juga dilengkapi dengan keselamatan berlalu lintas.

Becak dilengkapi dengan lampu sein, lampu perjalanan malam, baik lampu jarak jauh dan jarak dekat, serta rem mengunakan kampas seperti sepeda motor. Untuk lebih nyaman, ban becak juga diganti dengan ban sepeda motor.

Becak juga dilengkapi dengan sepedo meter, indikator accu, serta argometer.

Untuk keamanan penumpang, kecepatan becak maksimal 20 kilometer per jam. Sebab, untuk berbelok, yang dibelokkan adalah tempat duduk penumpang.

"Kalau berbelok dalam kecepatan tinggi lebih dari 25 km per jam, penumpang rawan terpental,” katanya.

Diakui Wiwin, saat ini, memang ada bentor yang memadukan sepeda motor dan becak. Namun, bentor memiliki kecepatan lebih dari 30 km per jam yang bisa membahayakan penumpang jika berbelok.

“Kelebihan utamanya, becak listrik tentu lebih ramah lingkungan,” tegasnya.

Untuk mengisi tenaga accu, cukup di-cash selama tiga jam dan mampu menempuh jarak sejauh 35 km. “Becak ini juga minim perawatan, tidak perlu pusing jika BBM (bahan baku minyak) naik. Asal kita mengisi accu benar, bisa bertahan sampai 1,5 tahun,” katanya.

Kalau pun kehabisan accu di jalan, kinerja manual becak juga masih bisa berfungsi, yaitu dengan cara dikayuh.

Persoalan utama untuk mengembangkan becak hybrid ini, yaitu mahalnya komponen dynamo karena harus impor. Bahkan, untuk dynamo dan alat pendukung lainnya biayanya mencapai Rp6,5 juta. Secara keseluruhan, untuk membuat satu becak listrik bisa menghabiskan dana Rp13,5 juta.

Karena keterbatasan modal, Wiwin tidak mampu memproduksi becak dalam jumlah banyak. Dia hanya memproduksi sesuai pesanan dan saat ini sudah ada empat pemesan.

Saat ini, Wiwin sedang mengerjakan pesanan orang Jakarta untuk membuat becak wisata. Becak hybrid akan dipergunakan mengantar wisatawan dengan argo seperti taksi.

Sumber : http://m.news.viva.co.id/news/read/548309-pria-ini-ciptakan-becak-ramah-lingkungan-untuk-wisatawan

Read more

Hobi Utak-atik Mesin jadi Mobil Listrik

Liputan Tomy Sujatmiko - (Foto: Aditya Kurniawan)

YOGYA (KRjogja.com) 
Wiwien, Warga Bumijo Tengah, Jetis, Kota Yogyakarta berhasil menciptakan mobil listrik dari bahan bekas berkat hobi menguatak-atiknya.

"Saya sejak tahun 2005 pernah membuat otopad dan sepeda listrik. Sampai akhirnya ingin membuat mobil listrik dan baru bisa terlaksana pada tahun 2012 karena terbentur biaya. Itu pun dengan spare part dan barang bekas. Hingga tercipta mobil listrik pertama saya 2013 kemarin," papar Wiwien saat ditemui KRjogja.com di workshop yang tak jauh dari rumahnya, Kamis (20/03/2014).

Pria jebolan STM Mesin ini menjelaskan mobil listrik itu digerakkan oleh dinamo sepeda listrik bekas yang disinyalir mampu melaju hingga kecepatan maksimal 40 km/jam dengan jarak tempuh sejauh 15 km. Sedang tingkat kesulitan paling rumit terletak pada sistem kemudi dan sistem rem. "Kalau dulu saya membuat mobil listrik waktunya 8 bulan, sekarang 3 bulan sudah jadi. Hal itu karena riset yang saya lakukan dulu cukup lama," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, ambisi mulia Wiwien untuk mempopulerkan mobil listrik yang ramah lingkungan itu akhirnya disuport oleh Hanafi Rais Center. Hingga dengan bantuan itu kini dia bisa memiliki workshop bernama Mobilijo (Mobil Listrik Jogja).

Disamping itu wiwien juga berkeinginan membuat becak listrik. Karena menurutnya becak listrik sangat efektif untuk menggantikan bentor (becak motor). Selama ini bentor masih jadi kontroversi, maka dia berkeinginan untuk memberikan solusi ini pada pemerintah. Hanya saja, untuk proses konversi dari becak gowes menjadi becak listrik membutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta

Sumber : http://krjogja.com/read/209116/hobi-utak-atik-mesin-jadi-mobil-listrik.kr

Read more

Belajar Autodidak, Semula Berencana Bikin Becak Listrik

Liputan :  (Agung PW-90) - Suara Merdeka Cetak

Membuat mobil dengan bahan bakar minyak, mungkin sudah lazim. Laki-laki ini mencoba membuat mobil yang berbahan bakar listrik. Terlebih hampir semua bahan dasarnya dari bahan-bahan bekas. Mobilijo namanya alias Mobil Listrik Jogjakarta.

WIWIN Vegas masih sibuk dengan pekerjaannya di bengkelnya yang ada di Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Dia ingin sekali membuat sebuah mobil yang sekarang ini lagi tren. Mobil digerakkan dengan motor listrik. Mobil listrik. 

Di tangan Wiwin, mobil itu dirakit dari bahan-bahan bekas tapi benar-benar bermanfaat. Ia memilih sedikit bicara, banyak kerja. Beberapa tahun lalu, dirinya penasaran dengan pemberitaan mobil listrik yang menghebohkan. Lantas muncul di benaknya untuk segera membuat sendiri.
”Sudah dua mobil saya buat, yang pertama murni menggunakan barang-barang bekas mulai dari mesin, roda, pelek, aki, ban, rangka, spedometer dan lainnya. Tak ada yang tidak bekas,” tutur laki-laki berusia 41 tahun itu.

Proses pembuatan mobil listrik yang pertama memakan waktu delapan bulan sedangkan yang kedua cukup tiga bulan. Saat ini proses pembuatan masih terus berjalan terutama untuk menyempurnakan bodi.

Dua pekerja membantunya mulai dari mengelas, mengecat, memasang bodi dan lainnya.
”Dulu semua saya kerjakan sendiri sehingga perlu waktu lama. Sekarang ada yang membantu mengerjakannya. Bayangan saya, kalau orang lain bisa membuat kenapa tidak mencoba?” ujar Wiwin yang selalu bicara dengan nada datar dan lirih.

Rupanya keahlian merakit mobil listrik itu tidak dia dapatkan dari bangku sekolah. Latar belakang pendidikannya adalah teknik mesin saat di duduk Sekolah Teknik Menengah (STM). 
Ternyata untuk merakit mobil listrik mulai dari komponen seperti motor, dinamo, baterai, didapatkannya secara autodidak. Referensi yang berbau otomotif ia lahap, selebihnya eksperimen gothak, gathik, gathuk.

40 Km/Jam

Mobil listrik karya pertamanya menggunakan motor penggerak dari bekas sepeda listrik buatan China. Ia bongkar dan pasang disesuaikan dengan bodi mobil. Pada karya kedua, ia memesan sendiri motor penggerak baru ke China. Biayanya cukup besar, beruntung ia memperoleh dukungan dari Hanafi Rais anak mantan ketua MPR Amien Rais.

Setelah bereksperimen, lahirlah Mobilijo, kepanjangannya Mobil Listrik Jogjakarta. Saat test drive, mobil mampu melaju sejauh 25 kilometer untuk sekali cas baterai dengan kecepatan maksimal 40 kilometer/jam. Ia memakainya setiap hari untuk mengantar anak sekolah, berbelanja atau sekadar jalan-jalan di akhir pekan.

”Selain mobil, kami mencoba membuat becak listrik. Harapannya, becak ini dapat menggantikan becak motor yang selama ini diributkan. Becak listrik ramah lingkungan, kuat, mampu menjelajah seluruh jalan di Yogyakarta,” papar warga Jalan Bumijo Tengah ini.

Wiwin tak pernah menyombongkan dan menggembar-gemborkan mobil, sepeda dan becak listriknya. Ia hanya ingin karya anak bangsa bisa benar-benar bermanfaat atau orang zaman dulu bilang teknologi tepat guna karena memang berguna. Sayangnya, belum sekalipun Pemerintah atau pihak-pihak yang selama ini berkoar-koar tentang mobil listrik mendatangi dan mengajaknya diskusi.
Ia melihat banyak karya anak bangsa yang bisa menjadi inspirasi bagi sesamanya. Namun karya-karya tersebut biasanya tenggelam oleh hingar-bingar pencintraan apalagi di tahun politik. (Agung PW-90)

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/02/25/253713/Belajar-Autodidak-Semula-Berencana-Bikin-Becak-Listrik


Read more

Lulusan STM Kembangkan Kendaraan Serba Listrik

Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
Sebuah mobil sederhana terparkir di depan bengkel kerja Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) milik Winawan Marti Raharjo alias Wiwin di Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Kendaraan yang didesain seperti mobil era 50-an tersebut digerakkan dinamo yang bersumber tenaga listrik. Mobil itu bisa melaju senyap tanpa suara. 

Ide Muncul saat Saya di Kamar Mandi
"Namanya Isis (sejuk). Karena kalau naik mobil itu rasanya isis," ujar Wiwin, kreator mobil listrik tersebut sembari tertawa, Senin (24/2). Mobil Isis yang dapat memuat dua orang tersebut bukanlah karya pertama Wiwin.
Alumni STM Mesin itu beberapa waktu lalu meluncurkan becak listrik. Wiwin memang gemar mengotak-atik transportasi listrik. Otopet listrik dan sepeda listrik telah mengawali jajaran kreasinya.
Ia memiliki misi mempromosikan kendaraan bertenaga listrik yang tidak menimbulkan polusi di jalanan. Menggunakan teknologi dan peralatan seadanya, kegigihannya melahirkan sejumlah moda transportasi yang efisien untuk keperluan jarak dekat dan ramah lingkungan.
Mobil listrik Isis sendiri telah Wiwin dan keluarganya gunakan untuk mengantar jemput anak sekolah, berbelanja di Pasar Kranggan yang relatif dekat dengan rumahnya, atau sekadar berjalan-jalan keliling kota.

"Masih perlu disempurnakan, saya cermati terus kekurangan yang muncul saat dikendarai," jelas Wiwin. Mobil Isis digerakkan empat buah aki bertenaga masing-masing 12 volt dan dinamo berkekuatan 1.000 watt.
Waktu pengisian yang diperlukan hingga daya penuh selama empat jam. Karena bertenaga listrik, mesin Isis hampir tidak mengeluarkan suara sama sekali. Laju maksimal kendaraan tersebut 40 km/jam.

Masih impor
Menurut Wiwin, saat ini sebagian komponen mobil listrik ia buat sendiri. Beberapa bagian yang masih harus ia beli atau impor, yaitu aki, dinamo, dan pengontrol kecepatan. "Dinamo masih harus didatangkan dari luar negeri karena belum bisa dibuat di sini," katanya.

Menurut Wiwin, ongkos produksi Isis mencapai Rp 50 juta. Dari jumlah tersebut, skitar Rp 13 juta di antaranya untuk pengadaan dua buah dinamo. Wiwin menambahkan, tantangan terbesar dalam pembuatan mobil tersebut yaitu pada sistem stir.

Pasalnya berbeda dengan becak dan sepeda listrik, kemudi mobil lebih rumit. Wiwin menceritakan, ia sudah memimpikan pembuatan mobil listrik tersebut setelah dua tahun. "Inspirasi awal saya dapatkan ketika menghabiskan waktu di kamar mandi," katanya sembari tergelak. Menurut Wiwin, ia baru memiliki bengkel kerja setelah dia mendapat sokongan dana dari Hanafi Rais Center sekitar tiga bulan lalu.

Sebelumnya ia harus bolak-balik ke berbagai bengkel las dan bubut untuk membuat peralatan sesuai keinginannya. "Repot dan makan banyak waktu," kenangnya. Kini, Wiwin merasa keberadaan workshop Mobilijo mempermudah aktivitas kreasinya.

Dari ruangan seluas sekitar empat meter kali empat meter tersebut, Wiwin dan dua rekannya leluasa mengaplikasikan berbagai ide inovatif. Ia menceritakan, awalnya hobi inovasi tranportasi listrik tersebut menimbulkan kekhawatiran dari keluarga.

Pasalnya pria yang sehari-hari berprofesi sebagai teknisi elektronik tersebut sempat bekerja sendiri tanpa sokongan sponsor atau lembaga manapun. "Uang untuk kebutuhan hidup jadi terpotong," ujarnya.

Namun Wiwin tetap bersikukuh menjalani kegemarannya tersebut. Kini dukungan dari keluarga tercintanya pun bisa ia raih. "Sekarang jadi tambah semangat," katanya.  Kini Wiwin tengah berkonsentrasi pada dua hal, yaitu menyempurnakan mobil Isis serta menciptakan variasi moda transportasi listrik lain, yaitu sepeda motor bertenaga listrik.  "Insya Allah April mobil dan sepeda motor listrik ciptaan saya bisa diluncurkan," ujar Wiwin. (Niti Bayu Indrakrista)

Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2014/02/25/lulusan-stm-kembangkan-kendaraan-serba-listrik/

Read more

Becak Tenaga Listrik Diluncurkan di Yogya

Foto : Tempo/Arif Wibowo

Liputan : PRIBADI WICAKSONO

TEMPO.CO, Yogyakarta
Yayasan Budi Mulia Dua milik bekas Ketua MPR Amien Rais meluncurkan dua prototype becak listrik di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta yang dibawa keliling kota untuk dikenalkan pada publik, Ahad 2 Februari 2014.
“Becak listrik ini sebagai tawaran inovasi transportasi tradisional, agar keberadaannya tak hilang tapi juga tak menimbulkan persoalan baru akibat makin banyak diubah jadi transportasi bermesin,” kata Hanafi Rais, ketua Yayasan Budi Mulia Dua, yang juga anak Amien Rais.

Becak listrik ini pembuatannya menggandeng kelompok workshop Mobilijo, atau Mobil Listrik Jogja. Inovasi becak listrik ini ditawarkan kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membendung maraknya perubahan becak kayuh menjadi becak motor yang menambah polusi transportasi perkotaan.

Prototype becak listrik ini diklaim sebagai inovasi baru. “Bisa mengangkut sampai beban 300 kilogram karena digunakan daya yang besar,” kata Wiwin Vegas, desainer prototype itu. Dinamo memanfaatkan tenaga pendorong sampai 500 watt, hampir dua kali lipat dari yang biasa digunakan sepeda listrik komersil.

Dengan ditunjang kekuatan penghasil listrik 20 ampere dan 12 volt, becak listrik ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 60 kilometer sekali dalam sekali pemakaian. Waktu pengisian listrik pun diklaim lebih cepat daripada sepeda listrik komersil, yakni hanya butuh waktu empat jam.

Wiwin menuturkan, sejumlah dynamo dan rangkaian penunajang becak listrik itu sebagain masih impor dari Cina. Untuk memproduksi satu becak listrik kisaran biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 10 juta per unit. “Sekarang hak paten sedang kami urus, tapi jika pemerintah mau memanfaatkan inovasi ini kami sangat terbuka bekerjasama,” kata Hanafi. Menurut dia, sekitar 100 becak listrik bisa diproduksi dalam jangka waktu setengah tahun.

Pegiat sepeda yang juga mantan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang turut dalam peluncuran itu kepada Tempo menuturkan, mewujudkan penataan Malioboro yang mengarah pedestrian harus melihat daya dukungnya. Tak sekedar diluncurkan bebas kendaraan lalu selesai. “Jalur pedestrian mesti dipahami, juga tetap ada jalur pendukung transportasi, tapi yang ramah lingkungan seperti di sejumlah negara maju, tetap ada jalurnya seperti bus listrik,” kata dia.

Sebab, kata Herry, panjang Jalan Malioboro yang hampir dua kilometer itu relatif jauh jika harus ditempuh dengan saklak untuk berjalan kaki. Terutama bagi kaum lanjut usia. “Perlu sedikit jalur disisakan untuk transportasi umum, tapi non BBM agar lingkungan tetap bersih tapi juga bisa jadi daya dukung kuat, seperti becak listrik ini,” kata dia.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/02/02/058550397/Becak-Tenaga-Listrik-Diluncurkan-di-Yogya

Read more