Membuat mobil dengan bahan bakar minyak, mungkin sudah lazim.
Laki-laki ini mencoba membuat mobil yang berbahan bakar listrik.
Terlebih hampir semua bahan dasarnya dari bahan-bahan bekas. Mobilijo
namanya alias Mobil Listrik Jogjakarta.
WIWIN Vegas masih sibuk dengan pekerjaannya di bengkelnya yang ada di
Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Dia ingin sekali membuat sebuah mobil
yang sekarang ini lagi tren. Mobil digerakkan dengan motor listrik.
Mobil listrik.
Di tangan Wiwin, mobil itu dirakit dari bahan-bahan bekas tapi
benar-benar bermanfaat. Ia memilih sedikit bicara, banyak kerja.
Beberapa tahun lalu, dirinya penasaran dengan pemberitaan mobil listrik
yang menghebohkan. Lantas muncul di benaknya untuk segera membuat
sendiri.
”Sudah dua mobil saya buat, yang pertama murni menggunakan
barang-barang bekas mulai dari mesin, roda, pelek, aki, ban, rangka,
spedometer dan lainnya. Tak ada yang tidak bekas,” tutur laki-laki
berusia 41 tahun itu.
Proses pembuatan mobil listrik yang pertama memakan waktu delapan
bulan sedangkan yang kedua cukup tiga bulan. Saat ini proses pembuatan
masih terus berjalan terutama untuk menyempurnakan bodi.
Dua pekerja membantunya mulai dari mengelas, mengecat, memasang bodi dan lainnya.
”Dulu semua saya kerjakan sendiri sehingga perlu waktu lama. Sekarang
ada yang membantu mengerjakannya. Bayangan saya, kalau orang lain bisa
membuat kenapa tidak mencoba?” ujar Wiwin yang selalu bicara dengan nada
datar dan lirih.
Rupanya keahlian merakit mobil listrik itu tidak dia dapatkan dari
bangku sekolah. Latar belakang pendidikannya adalah teknik mesin saat di
duduk Sekolah Teknik Menengah (STM).
Ternyata untuk merakit mobil listrik mulai dari komponen seperti
motor, dinamo, baterai, didapatkannya secara autodidak. Referensi yang
berbau otomotif ia lahap, selebihnya eksperimen gothak, gathik, gathuk.
40 Km/Jam
Mobil listrik karya pertamanya menggunakan motor penggerak dari bekas
sepeda listrik buatan China. Ia bongkar dan pasang disesuaikan dengan
bodi mobil. Pada karya kedua, ia memesan sendiri motor penggerak baru ke
China. Biayanya cukup besar, beruntung ia memperoleh dukungan dari
Hanafi Rais anak mantan ketua MPR Amien Rais.
Setelah bereksperimen, lahirlah Mobilijo, kepanjangannya Mobil
Listrik Jogjakarta. Saat test drive, mobil mampu melaju sejauh 25
kilometer untuk sekali cas baterai dengan kecepatan maksimal 40
kilometer/jam. Ia memakainya setiap hari untuk mengantar anak sekolah,
berbelanja atau sekadar jalan-jalan di akhir pekan.
”Selain mobil, kami mencoba membuat becak listrik. Harapannya, becak
ini dapat menggantikan becak motor yang selama ini diributkan. Becak
listrik ramah lingkungan, kuat, mampu menjelajah seluruh jalan di
Yogyakarta,” papar warga Jalan Bumijo Tengah ini.
Wiwin tak pernah menyombongkan dan menggembar-gemborkan mobil, sepeda
dan becak listriknya. Ia hanya ingin karya anak bangsa bisa benar-benar
bermanfaat atau orang zaman dulu bilang teknologi tepat guna karena
memang berguna. Sayangnya, belum sekalipun Pemerintah atau pihak-pihak
yang selama ini berkoar-koar tentang mobil listrik mendatangi dan
mengajaknya diskusi.
Ia melihat banyak karya anak bangsa yang bisa menjadi inspirasi bagi
sesamanya. Namun karya-karya tersebut biasanya tenggelam oleh
hingar-bingar pencintraan apalagi di tahun politik. (Agung PW-90)
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/02/25/253713/Belajar-Autodidak-Semula-Berencana-Bikin-Becak-Listrik