MOBILIJO menerima pesanan pembelian Komponen , Servis dan juga pembuatan berbagai kendaraan listrik seperti mobil listrik, motor listrik, beca listrik, dll, dengan harga yang bersaing.

Lulusan STM Kembangkan Kendaraan Serba Listrik

Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
Sebuah mobil sederhana terparkir di depan bengkel kerja Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) milik Winawan Marti Raharjo alias Wiwin di Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Kendaraan yang didesain seperti mobil era 50-an tersebut digerakkan dinamo yang bersumber tenaga listrik. Mobil itu bisa melaju senyap tanpa suara. 

Ide Muncul saat Saya di Kamar Mandi
"Namanya Isis (sejuk). Karena kalau naik mobil itu rasanya isis," ujar Wiwin, kreator mobil listrik tersebut sembari tertawa, Senin (24/2). Mobil Isis yang dapat memuat dua orang tersebut bukanlah karya pertama Wiwin.
Alumni STM Mesin itu beberapa waktu lalu meluncurkan becak listrik. Wiwin memang gemar mengotak-atik transportasi listrik. Otopet listrik dan sepeda listrik telah mengawali jajaran kreasinya.
Ia memiliki misi mempromosikan kendaraan bertenaga listrik yang tidak menimbulkan polusi di jalanan. Menggunakan teknologi dan peralatan seadanya, kegigihannya melahirkan sejumlah moda transportasi yang efisien untuk keperluan jarak dekat dan ramah lingkungan.
Mobil listrik Isis sendiri telah Wiwin dan keluarganya gunakan untuk mengantar jemput anak sekolah, berbelanja di Pasar Kranggan yang relatif dekat dengan rumahnya, atau sekadar berjalan-jalan keliling kota.

"Masih perlu disempurnakan, saya cermati terus kekurangan yang muncul saat dikendarai," jelas Wiwin. Mobil Isis digerakkan empat buah aki bertenaga masing-masing 12 volt dan dinamo berkekuatan 1.000 watt.
Waktu pengisian yang diperlukan hingga daya penuh selama empat jam. Karena bertenaga listrik, mesin Isis hampir tidak mengeluarkan suara sama sekali. Laju maksimal kendaraan tersebut 40 km/jam.

Masih impor
Menurut Wiwin, saat ini sebagian komponen mobil listrik ia buat sendiri. Beberapa bagian yang masih harus ia beli atau impor, yaitu aki, dinamo, dan pengontrol kecepatan. "Dinamo masih harus didatangkan dari luar negeri karena belum bisa dibuat di sini," katanya.

Menurut Wiwin, ongkos produksi Isis mencapai Rp 50 juta. Dari jumlah tersebut, skitar Rp 13 juta di antaranya untuk pengadaan dua buah dinamo. Wiwin menambahkan, tantangan terbesar dalam pembuatan mobil tersebut yaitu pada sistem stir.

Pasalnya berbeda dengan becak dan sepeda listrik, kemudi mobil lebih rumit. Wiwin menceritakan, ia sudah memimpikan pembuatan mobil listrik tersebut setelah dua tahun. "Inspirasi awal saya dapatkan ketika menghabiskan waktu di kamar mandi," katanya sembari tergelak. Menurut Wiwin, ia baru memiliki bengkel kerja setelah dia mendapat sokongan dana dari Hanafi Rais Center sekitar tiga bulan lalu.

Sebelumnya ia harus bolak-balik ke berbagai bengkel las dan bubut untuk membuat peralatan sesuai keinginannya. "Repot dan makan banyak waktu," kenangnya. Kini, Wiwin merasa keberadaan workshop Mobilijo mempermudah aktivitas kreasinya.

Dari ruangan seluas sekitar empat meter kali empat meter tersebut, Wiwin dan dua rekannya leluasa mengaplikasikan berbagai ide inovatif. Ia menceritakan, awalnya hobi inovasi tranportasi listrik tersebut menimbulkan kekhawatiran dari keluarga.

Pasalnya pria yang sehari-hari berprofesi sebagai teknisi elektronik tersebut sempat bekerja sendiri tanpa sokongan sponsor atau lembaga manapun. "Uang untuk kebutuhan hidup jadi terpotong," ujarnya.

Namun Wiwin tetap bersikukuh menjalani kegemarannya tersebut. Kini dukungan dari keluarga tercintanya pun bisa ia raih. "Sekarang jadi tambah semangat," katanya.  Kini Wiwin tengah berkonsentrasi pada dua hal, yaitu menyempurnakan mobil Isis serta menciptakan variasi moda transportasi listrik lain, yaitu sepeda motor bertenaga listrik.  "Insya Allah April mobil dan sepeda motor listrik ciptaan saya bisa diluncurkan," ujar Wiwin. (Niti Bayu Indrakrista)

Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2014/02/25/lulusan-stm-kembangkan-kendaraan-serba-listrik/

Leave a Reply