SUGENG RAWUH di Blog MOBILIJO
SALAM GO GREEN Berbagai macam kendaraan Listrik telah kami buat, dan tentunya akan terus mencoba dengan inovasi yang lain. Terima Kasih buat teman-teman yang telah support. Semoga kita bersama-sama bisa mencipta sebuah karya yang bermanfaat
|
Pria Asal Jogja Ini Buat Mobil Listrik Sendiri
0
komentar
Unknown
-
Liputan : Aldiro Syahrian -
RAJAMOBIL.COM, Jogjakarta
Indonesia ternyata sudah mampu membuat mobil listrik. Seorang kreator asal Jogjakarta bernama Wiwin yang membuat mobil listrik ini.
Wiwin sudah membuat beberapa unit mobil listrik. Pria lulusan sekolah menengah teknik (STM) ini mengakui memang hobi hal berkaitan dengan teknologi, khususnya kendaraan listik.
"Dari awal saya memang penasaran dengan mobil listrik. Karena mobil listrik itu termasuk dalam kendaraan ramah lingkungan, jadi saya ingin membuatnya," jelas Wiwien kepada Rajamobil.com.
Di workshop sederhana bernama Mobilijo, Wiwien mampu membuat mobil listrik dengan daya jelajah cukup jauh. Mobil listrik karya Wiwien menggunakan dinamo BLDC 500w 2X dengan aki 12v sebanyak empat unit yang diseri menjadi 48v.
Dengan hanya mengisi daya selama empat jam, kendaraan listrik karya Wiwien ini mampu menjelajah hingga sejauh 45 km.
Sumber : http://m.rajamobil.com/berita-mobil/pria-asal-jogja-ini-buat-mobil-listrik-sendiri-16262.htm
Read more
RAJAMOBIL.COM, Jogjakarta
Indonesia ternyata sudah mampu membuat mobil listrik. Seorang kreator asal Jogjakarta bernama Wiwin yang membuat mobil listrik ini.
Wiwin sudah membuat beberapa unit mobil listrik. Pria lulusan sekolah menengah teknik (STM) ini mengakui memang hobi hal berkaitan dengan teknologi, khususnya kendaraan listik.
"Dari awal saya memang penasaran dengan mobil listrik. Karena mobil listrik itu termasuk dalam kendaraan ramah lingkungan, jadi saya ingin membuatnya," jelas Wiwien kepada Rajamobil.com.
Di workshop sederhana bernama Mobilijo, Wiwien mampu membuat mobil listrik dengan daya jelajah cukup jauh. Mobil listrik karya Wiwien menggunakan dinamo BLDC 500w 2X dengan aki 12v sebanyak empat unit yang diseri menjadi 48v.
Dengan hanya mengisi daya selama empat jam, kendaraan listrik karya Wiwien ini mampu menjelajah hingga sejauh 45 km.
Sumber : http://m.rajamobil.com/berita-mobil/pria-asal-jogja-ini-buat-mobil-listrik-sendiri-16262.htm
Wow, Lulusan STM Ini Produksi Mobil Listrik Dari Bahan Bekas
Liputan : Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja
|
Harianjogja.com, JOGJA
Diam-diam menghanyutkan. Mungkin itu pepatah yang pas untuk menggambarkan Winawan Mardi Raharjo. Tanpa banyak wacana, pria lulusan STM Nasional Jogja ini sudah banyak memproduksi kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar listrik. Berikut laporannya … Dua unit mobil listrik terparkir di depan bengkel berukuran 3×4 meter milik Winawan, sementara sebuah becak berwarna merah tengah dikerjakan Wiwin dan salah satu karyawannya Luki saat Harianjogja.com berkunjung bengkel Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) di Bumijo Tengah, Jetis, Jogja Senin (20/10/2014).
Diam-diam menghanyutkan. Mungkin itu pepatah yang pas untuk menggambarkan Winawan Mardi Raharjo. Tanpa banyak wacana, pria lulusan STM Nasional Jogja ini sudah banyak memproduksi kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar listrik. Berikut laporannya … Dua unit mobil listrik terparkir di depan bengkel berukuran 3×4 meter milik Winawan, sementara sebuah becak berwarna merah tengah dikerjakan Wiwin dan salah satu karyawannya Luki saat Harianjogja.com berkunjung bengkel Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) di Bumijo Tengah, Jetis, Jogja Senin (20/10/2014).
Pria yang beken dengan panggilan Wiwin Vegas ini menceritakan awal
mula inovasi kendaraan listrik Wiwin dimulai sekitar 2005. Saat itu pria
yang masih aktif sebagai teknisi elektronik ini nekat membuat otoped,
kendaraan ringan beroda dua dengan penggerak listrik.
Bermodalkan pengetahuannya tentang dunia otomotif yang didapat dari
bangku STM dan hasil belajar autodidak mengenai kelistrikan, dia memulai
proyek iseng itu. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya otoped
listriknya berhasil berjalan. Kesuksesan dengan otoped listrik itu
kemudian membuatnya menjajal sepeda listrik bikinan sendiri.
“Waktu itu sampai ada dua otoped dan satu sepeda listrik. Dipakai
sehari-hari saja. Anak-anak pakai untuk main, sepedanya dipakai ke
warung,” kisah Wiwin.
Setelah dua moda sederhana itu berhasil dilistrikkan, Wiwin semakin
tergila-gila dengan kendaraan listrik. Kali ini idenya semakin liar
dengan berusaha membuat mobil listrik dengan bermodalkan barang bekas.
Proyek yang dimulainya 2012 ini menjadi proyek terbesar sekaligus yang
paling menguras tenaga. Pasalnya dia harus merancang mobilnya dari nol
dengan bermodalkan informasi dari internet. Belum lagi ayah dua orang
anak ini mesti mencicil dan berburu komponen yang dibutuhkan dengan sisa
tabungannya.
Pilihan berburu ke Pasar Klitikan akhirnya digunakan demi mendapatkan
harga termurah. Setelah menguras tenaga dan kantong demi hobi, mobil
listrik perdananya akhirnya sukses meluncur. Hanya dibutuhkan uang
sebesar Rp25 juta untuk membangun satu unit mobil ini. Dan tak berapa
lama, mobil ini dibeli dengan harga Rp 35 juta oleh Hanafi Rais, putra
Amien Rais, yang saat itu melihat Wiwin mengemudikan mobil listrik
ciptaannya.
“Uang hasil penjualannya lalu dibuatkan mobil listrik lagi. Sampai
saat ini sudah lima mobil listrik saya buat. Kebanyakan pesanan dari
orang yang tertarik dan memesan dengan bentuk khusus,” ujar dia.
Menyadari peluang untuk menekuni hobinya sebagai mata pencarian
utama, Wiwin yang pernah bekerja sebagai montir di bengkel mobil,
teknisi audio dan penyedia jasa event organizer ini akhirnya memutuskan
fokus pada bengkel kendaraan listrik.
Sumber : http://jogja.solopos.com/baca/2014/10/21/wow-lulusan-stm-ini-produksi-mobil-listrik-dari-bahan-bekas-546040
Pria Ini Ciptakan Becak Ramah Lingkungan untuk Wisatawan
Liputan : Siti Nuraisyah Dewi, Daru Waskita (Yogyakarta) - VIVA NEWS
VIVAnews
Becak kayuh masih diperbolehkan beroperasi di Yogyakarta, tetapi untuk becak bermotor, atau bentor menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Namun, kini becak kayuh maupun bentor tidak perlu lagi saling berhadapan, karena sudah tercipta karya becak hybrid yang ramah lingkungan dan bertenaga listrik.
Adalah Mardi Raharja, 39 tahun, warga Bumijo, Yogyakarta, yang menciptakan becak ramah lingkungan yang diharapkan ke depannya akan menjadi moda transportasi untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Gudeg ini.
Menggunakan tenaga manusia dan harus ngenjot
(mengayuh) plus tukang becak rata-rata sudah berumur, membuat daya
tempuh becak terbatas. Apalagi di beberapa ruas jalan di Kota
Yogyakarta, terdapat tanjakan yang butuh tenaga ekstra.Becak kayuh masih diperbolehkan beroperasi di Yogyakarta, tetapi untuk becak bermotor, atau bentor menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Namun, kini becak kayuh maupun bentor tidak perlu lagi saling berhadapan, karena sudah tercipta karya becak hybrid yang ramah lingkungan dan bertenaga listrik.
Adalah Mardi Raharja, 39 tahun, warga Bumijo, Yogyakarta, yang menciptakan becak ramah lingkungan yang diharapkan ke depannya akan menjadi moda transportasi untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Gudeg ini.
Prihatin dan kasihan melihat abang becak mendorong becak, membuat suami dari Yoshinta itu bertekad membuat becak yang nyaman dan mengenakkan abang becak.
Sejak setahun silam, Wiwin melakukan uji coba membuat becak efektif efisien. Bertempat di bengkel Mobilijo miliknya, Wiwin berulang kali melakukan uji coba membuat becak hybrid bertenaga listrik, tanpa menghilangkan kesan tradisional, hemat, aman, dan ramah lingkungan.
Setelah berulang kali melakukan percobaan, Wiwin berhasil menciptakan becak tenaga listrik. Mengunakan accu 12 volt sebanyak empat buah, dihubungkan dengan dynamo DC, mampu menghasilkan listrik 500 watt.
Listrik, kemudian mengerakkan gear yang selama ini sebagai penggerak
becak. Selain mempertahankan bentuk aslinya, becak hybrid karyanya juga
dilengkapi dengan keselamatan berlalu lintas.
Becak dilengkapi dengan lampu sein, lampu perjalanan malam, baik lampu jarak jauh dan jarak dekat, serta rem mengunakan kampas seperti sepeda motor. Untuk lebih nyaman, ban becak juga diganti dengan ban sepeda motor.
Becak juga dilengkapi dengan sepedo meter, indikator accu, serta argometer.
Untuk keamanan penumpang, kecepatan becak maksimal 20 kilometer per jam. Sebab, untuk berbelok, yang dibelokkan adalah tempat duduk penumpang.
"Kalau berbelok dalam kecepatan tinggi lebih dari 25 km per jam, penumpang rawan terpental,” katanya.
Diakui Wiwin, saat ini, memang ada bentor yang memadukan sepeda motor dan becak. Namun, bentor memiliki kecepatan lebih dari 30 km per jam yang bisa membahayakan penumpang jika berbelok.
“Kelebihan utamanya, becak listrik tentu lebih ramah lingkungan,” tegasnya.
Untuk mengisi tenaga accu, cukup di-cash selama tiga jam dan mampu menempuh jarak sejauh 35 km. “Becak ini juga minim perawatan, tidak perlu pusing jika BBM (bahan baku minyak) naik. Asal kita mengisi accu benar, bisa bertahan sampai 1,5 tahun,” katanya.
Kalau pun kehabisan accu di jalan, kinerja manual becak juga masih bisa berfungsi, yaitu dengan cara dikayuh.
Persoalan utama untuk mengembangkan becak hybrid ini, yaitu mahalnya komponen dynamo karena harus impor. Bahkan, untuk dynamo dan alat pendukung lainnya biayanya mencapai Rp6,5 juta. Secara keseluruhan, untuk membuat satu becak listrik bisa menghabiskan dana Rp13,5 juta.
Karena keterbatasan modal, Wiwin tidak mampu memproduksi becak dalam jumlah banyak. Dia hanya memproduksi sesuai pesanan dan saat ini sudah ada empat pemesan.
Saat ini, Wiwin sedang mengerjakan pesanan orang Jakarta untuk membuat becak wisata. Becak hybrid akan dipergunakan mengantar wisatawan dengan argo seperti taksi.
Becak dilengkapi dengan lampu sein, lampu perjalanan malam, baik lampu jarak jauh dan jarak dekat, serta rem mengunakan kampas seperti sepeda motor. Untuk lebih nyaman, ban becak juga diganti dengan ban sepeda motor.
Becak juga dilengkapi dengan sepedo meter, indikator accu, serta argometer.
Untuk keamanan penumpang, kecepatan becak maksimal 20 kilometer per jam. Sebab, untuk berbelok, yang dibelokkan adalah tempat duduk penumpang.
"Kalau berbelok dalam kecepatan tinggi lebih dari 25 km per jam, penumpang rawan terpental,” katanya.
Diakui Wiwin, saat ini, memang ada bentor yang memadukan sepeda motor dan becak. Namun, bentor memiliki kecepatan lebih dari 30 km per jam yang bisa membahayakan penumpang jika berbelok.
“Kelebihan utamanya, becak listrik tentu lebih ramah lingkungan,” tegasnya.
Untuk mengisi tenaga accu, cukup di-cash selama tiga jam dan mampu menempuh jarak sejauh 35 km. “Becak ini juga minim perawatan, tidak perlu pusing jika BBM (bahan baku minyak) naik. Asal kita mengisi accu benar, bisa bertahan sampai 1,5 tahun,” katanya.
Kalau pun kehabisan accu di jalan, kinerja manual becak juga masih bisa berfungsi, yaitu dengan cara dikayuh.
Persoalan utama untuk mengembangkan becak hybrid ini, yaitu mahalnya komponen dynamo karena harus impor. Bahkan, untuk dynamo dan alat pendukung lainnya biayanya mencapai Rp6,5 juta. Secara keseluruhan, untuk membuat satu becak listrik bisa menghabiskan dana Rp13,5 juta.
Karena keterbatasan modal, Wiwin tidak mampu memproduksi becak dalam jumlah banyak. Dia hanya memproduksi sesuai pesanan dan saat ini sudah ada empat pemesan.
Saat ini, Wiwin sedang mengerjakan pesanan orang Jakarta untuk membuat becak wisata. Becak hybrid akan dipergunakan mengantar wisatawan dengan argo seperti taksi.
Sumber : http://m.news.viva.co.id/news/read/548309-pria-ini-ciptakan-becak-ramah-lingkungan-untuk-wisatawan
Hobi Utak-atik Mesin jadi Mobil Listrik
Liputan Tomy Sujatmiko -
YOGYA (KRjogja.com)
Sumber : http://krjogja.com/read/209116/hobi-utak-atik-mesin-jadi-mobil-listrik.kr
Read more
YOGYA (KRjogja.com)
Wiwien, Warga Bumijo Tengah,
Jetis, Kota Yogyakarta berhasil menciptakan mobil listrik dari bahan
bekas berkat hobi menguatak-atiknya.
"Saya sejak tahun 2005
pernah membuat otopad dan sepeda listrik. Sampai akhirnya ingin membuat
mobil listrik dan baru bisa terlaksana pada tahun 2012 karena terbentur
biaya. Itu pun dengan spare part dan barang bekas. Hingga tercipta mobil
listrik pertama saya 2013 kemarin," papar Wiwien saat ditemui
KRjogja.com di workshop yang tak jauh dari rumahnya, Kamis (20/03/2014).
Pria jebolan STM Mesin ini menjelaskan mobil listrik itu digerakkan
oleh dinamo sepeda listrik bekas yang disinyalir mampu melaju hingga
kecepatan maksimal 40 km/jam dengan jarak tempuh sejauh 15 km. Sedang
tingkat kesulitan paling rumit terletak pada sistem kemudi dan sistem
rem. "Kalau dulu saya membuat mobil listrik waktunya 8 bulan, sekarang 3
bulan sudah jadi. Hal itu karena riset yang saya lakukan dulu cukup
lama," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, ambisi mulia Wiwien
untuk mempopulerkan mobil listrik yang ramah lingkungan itu akhirnya
disuport oleh Hanafi Rais Center. Hingga dengan bantuan itu kini dia
bisa memiliki workshop bernama Mobilijo (Mobil Listrik Jogja).
Disamping itu wiwien juga berkeinginan membuat becak listrik. Karena
menurutnya becak listrik sangat efektif untuk menggantikan bentor (becak
motor). Selama ini bentor masih jadi kontroversi, maka dia berkeinginan
untuk memberikan solusi ini pada pemerintah. Hanya saja, untuk proses
konversi dari becak gowes menjadi becak listrik membutuhkan biaya
sekitar Rp 10 juta
Sumber : http://krjogja.com/read/209116/hobi-utak-atik-mesin-jadi-mobil-listrik.kr
Belajar Autodidak, Semula Berencana Bikin Becak Listrik
Liputan : (Agung PW-90) - Suara Merdeka Cetak
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/02/25/253713/Belajar-Autodidak-Semula-Berencana-Bikin-Becak-Listrik
Read more
Membuat mobil dengan bahan bakar minyak, mungkin sudah lazim.
Laki-laki ini mencoba membuat mobil yang berbahan bakar listrik.
Terlebih hampir semua bahan dasarnya dari bahan-bahan bekas. Mobilijo
namanya alias Mobil Listrik Jogjakarta.
WIWIN Vegas masih sibuk dengan pekerjaannya di bengkelnya yang ada di
Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Dia ingin sekali membuat sebuah mobil
yang sekarang ini lagi tren. Mobil digerakkan dengan motor listrik.
Mobil listrik.
Di tangan Wiwin, mobil itu dirakit dari bahan-bahan bekas tapi
benar-benar bermanfaat. Ia memilih sedikit bicara, banyak kerja.
Beberapa tahun lalu, dirinya penasaran dengan pemberitaan mobil listrik
yang menghebohkan. Lantas muncul di benaknya untuk segera membuat
sendiri.
”Sudah dua mobil saya buat, yang pertama murni menggunakan
barang-barang bekas mulai dari mesin, roda, pelek, aki, ban, rangka,
spedometer dan lainnya. Tak ada yang tidak bekas,” tutur laki-laki
berusia 41 tahun itu.
Proses pembuatan mobil listrik yang pertama memakan waktu delapan
bulan sedangkan yang kedua cukup tiga bulan. Saat ini proses pembuatan
masih terus berjalan terutama untuk menyempurnakan bodi.
Dua pekerja membantunya mulai dari mengelas, mengecat, memasang bodi dan lainnya.
”Dulu semua saya kerjakan sendiri sehingga perlu waktu lama. Sekarang
ada yang membantu mengerjakannya. Bayangan saya, kalau orang lain bisa
membuat kenapa tidak mencoba?” ujar Wiwin yang selalu bicara dengan nada
datar dan lirih.
Rupanya keahlian merakit mobil listrik itu tidak dia dapatkan dari
bangku sekolah. Latar belakang pendidikannya adalah teknik mesin saat di
duduk Sekolah Teknik Menengah (STM).
Ternyata untuk merakit mobil listrik mulai dari komponen seperti
motor, dinamo, baterai, didapatkannya secara autodidak. Referensi yang
berbau otomotif ia lahap, selebihnya eksperimen gothak, gathik, gathuk.
40 Km/Jam
Mobil listrik karya pertamanya menggunakan motor penggerak dari bekas
sepeda listrik buatan China. Ia bongkar dan pasang disesuaikan dengan
bodi mobil. Pada karya kedua, ia memesan sendiri motor penggerak baru ke
China. Biayanya cukup besar, beruntung ia memperoleh dukungan dari
Hanafi Rais anak mantan ketua MPR Amien Rais.
Setelah bereksperimen, lahirlah Mobilijo, kepanjangannya Mobil
Listrik Jogjakarta. Saat test drive, mobil mampu melaju sejauh 25
kilometer untuk sekali cas baterai dengan kecepatan maksimal 40
kilometer/jam. Ia memakainya setiap hari untuk mengantar anak sekolah,
berbelanja atau sekadar jalan-jalan di akhir pekan.
”Selain mobil, kami mencoba membuat becak listrik. Harapannya, becak
ini dapat menggantikan becak motor yang selama ini diributkan. Becak
listrik ramah lingkungan, kuat, mampu menjelajah seluruh jalan di
Yogyakarta,” papar warga Jalan Bumijo Tengah ini.
Wiwin tak pernah menyombongkan dan menggembar-gemborkan mobil, sepeda
dan becak listriknya. Ia hanya ingin karya anak bangsa bisa benar-benar
bermanfaat atau orang zaman dulu bilang teknologi tepat guna karena
memang berguna. Sayangnya, belum sekalipun Pemerintah atau pihak-pihak
yang selama ini berkoar-koar tentang mobil listrik mendatangi dan
mengajaknya diskusi.
Ia melihat banyak karya anak bangsa yang bisa menjadi inspirasi bagi
sesamanya. Namun karya-karya tersebut biasanya tenggelam oleh
hingar-bingar pencintraan apalagi di tahun politik. (Agung PW-90)
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/02/25/253713/Belajar-Autodidak-Semula-Berencana-Bikin-Becak-Listrik
Lulusan STM Kembangkan Kendaraan Serba Listrik
Laporan Reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista
Ia memiliki misi mempromosikan kendaraan bertenaga listrik yang tidak menimbulkan polusi di jalanan. Menggunakan teknologi dan peralatan seadanya, kegigihannya melahirkan sejumlah moda transportasi yang efisien untuk keperluan jarak dekat dan ramah lingkungan.
Mobil listrik Isis sendiri telah Wiwin dan keluarganya gunakan untuk mengantar jemput anak sekolah, berbelanja di Pasar Kranggan yang relatif dekat dengan rumahnya, atau sekadar berjalan-jalan keliling kota.
"Masih perlu disempurnakan, saya cermati terus kekurangan yang muncul saat dikendarai," jelas Wiwin. Mobil Isis digerakkan empat buah aki bertenaga masing-masing 12 volt dan dinamo berkekuatan 1.000 watt.
Waktu pengisian yang diperlukan hingga daya penuh selama empat jam. Karena bertenaga listrik, mesin Isis hampir tidak mengeluarkan suara sama sekali. Laju maksimal kendaraan tersebut 40 km/jam.
Menurut Wiwin, ongkos produksi Isis mencapai Rp 50 juta. Dari jumlah tersebut, skitar Rp 13 juta di antaranya untuk pengadaan dua buah dinamo. Wiwin menambahkan, tantangan terbesar dalam pembuatan mobil tersebut yaitu pada sistem stir.
Sebelumnya ia harus bolak-balik ke berbagai bengkel las dan bubut untuk membuat peralatan sesuai keinginannya. "Repot dan makan banyak waktu," kenangnya. Kini, Wiwin merasa keberadaan workshop Mobilijo mempermudah aktivitas kreasinya.
Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2014/02/25/lulusan-stm-kembangkan-kendaraan-serba-listrik/
Read more
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
Sebuah mobil sederhana terparkir di depan bengkel kerja Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) milik Winawan Marti Raharjo alias Wiwin di Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Kendaraan yang didesain seperti mobil era 50-an tersebut digerakkan dinamo yang bersumber tenaga listrik. Mobil itu bisa melaju senyap tanpa suara.
Sebuah mobil sederhana terparkir di depan bengkel kerja Mobil Listrik Jogja (Mobilijo) milik Winawan Marti Raharjo alias Wiwin di Jalan Bumijo Tengah, Yogyakarta. Kendaraan yang didesain seperti mobil era 50-an tersebut digerakkan dinamo yang bersumber tenaga listrik. Mobil itu bisa melaju senyap tanpa suara.
Ide Muncul saat Saya di Kamar Mandi
"Namanya Isis (sejuk). Karena kalau naik mobil itu rasanya isis," ujar Wiwin, kreator mobil listrik tersebut sembari tertawa, Senin (24/2). Mobil Isis yang dapat memuat dua orang tersebut bukanlah karya pertama Wiwin.
Alumni
STM Mesin itu beberapa waktu lalu meluncurkan becak listrik. Wiwin
memang gemar mengotak-atik transportasi listrik. Otopet listrik dan
sepeda listrik telah mengawali jajaran kreasinya."Namanya Isis (sejuk). Karena kalau naik mobil itu rasanya isis," ujar Wiwin, kreator mobil listrik tersebut sembari tertawa, Senin (24/2). Mobil Isis yang dapat memuat dua orang tersebut bukanlah karya pertama Wiwin.
Ia memiliki misi mempromosikan kendaraan bertenaga listrik yang tidak menimbulkan polusi di jalanan. Menggunakan teknologi dan peralatan seadanya, kegigihannya melahirkan sejumlah moda transportasi yang efisien untuk keperluan jarak dekat dan ramah lingkungan.
Mobil listrik Isis sendiri telah Wiwin dan keluarganya gunakan untuk mengantar jemput anak sekolah, berbelanja di Pasar Kranggan yang relatif dekat dengan rumahnya, atau sekadar berjalan-jalan keliling kota.
"Masih perlu disempurnakan, saya cermati terus kekurangan yang muncul saat dikendarai," jelas Wiwin. Mobil Isis digerakkan empat buah aki bertenaga masing-masing 12 volt dan dinamo berkekuatan 1.000 watt.
Waktu pengisian yang diperlukan hingga daya penuh selama empat jam. Karena bertenaga listrik, mesin Isis hampir tidak mengeluarkan suara sama sekali. Laju maksimal kendaraan tersebut 40 km/jam.
Masih impor
Menurut Wiwin, saat ini sebagian komponen mobil listrik ia buat sendiri. Beberapa bagian yang masih harus ia beli atau impor, yaitu aki, dinamo, dan pengontrol kecepatan. "Dinamo masih harus didatangkan dari luar negeri karena belum bisa dibuat di sini," katanya.
Menurut Wiwin, saat ini sebagian komponen mobil listrik ia buat sendiri. Beberapa bagian yang masih harus ia beli atau impor, yaitu aki, dinamo, dan pengontrol kecepatan. "Dinamo masih harus didatangkan dari luar negeri karena belum bisa dibuat di sini," katanya.
Menurut Wiwin, ongkos produksi Isis mencapai Rp 50 juta. Dari jumlah tersebut, skitar Rp 13 juta di antaranya untuk pengadaan dua buah dinamo. Wiwin menambahkan, tantangan terbesar dalam pembuatan mobil tersebut yaitu pada sistem stir.
Pasalnya berbeda dengan becak dan sepeda listrik, kemudi mobil lebih
rumit. Wiwin menceritakan, ia sudah memimpikan pembuatan mobil listrik
tersebut setelah dua tahun. "Inspirasi awal saya dapatkan ketika
menghabiskan waktu di kamar mandi," katanya sembari tergelak. Menurut
Wiwin, ia baru memiliki bengkel kerja setelah dia mendapat sokongan dana
dari Hanafi Rais Center sekitar tiga bulan lalu.
Sebelumnya ia harus bolak-balik ke berbagai bengkel las dan bubut untuk membuat peralatan sesuai keinginannya. "Repot dan makan banyak waktu," kenangnya. Kini, Wiwin merasa keberadaan workshop Mobilijo mempermudah aktivitas kreasinya.
Dari ruangan seluas sekitar empat meter kali empat meter tersebut,
Wiwin dan dua rekannya leluasa mengaplikasikan berbagai ide inovatif. Ia
menceritakan, awalnya hobi inovasi tranportasi listrik tersebut
menimbulkan kekhawatiran dari keluarga.
Pasalnya pria yang sehari-hari berprofesi sebagai teknisi elektronik
tersebut sempat bekerja sendiri tanpa sokongan sponsor atau lembaga
manapun. "Uang untuk kebutuhan hidup jadi terpotong," ujarnya.
Namun Wiwin tetap bersikukuh menjalani kegemarannya tersebut. Kini
dukungan dari keluarga tercintanya pun bisa ia raih. "Sekarang jadi
tambah semangat," katanya. Kini Wiwin tengah berkonsentrasi pada dua
hal, yaitu menyempurnakan mobil Isis serta menciptakan variasi moda
transportasi listrik lain, yaitu sepeda motor bertenaga listrik. "Insya
Allah April mobil dan sepeda motor listrik ciptaan saya bisa
diluncurkan," ujar Wiwin. (Niti Bayu Indrakrista)
Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2014/02/25/lulusan-stm-kembangkan-kendaraan-serba-listrik/
Becak Tenaga Listrik Diluncurkan di Yogya
Foto : Tempo/Arif Wibowo
Liputan : PRIBADI WICAKSONO
Becak listrik ini pembuatannya menggandeng kelompok workshop Mobilijo, atau Mobil Listrik Jogja. Inovasi becak listrik ini ditawarkan kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membendung maraknya perubahan becak kayuh menjadi becak motor yang menambah polusi transportasi perkotaan.
Prototype becak listrik ini diklaim sebagai inovasi baru. “Bisa mengangkut sampai beban 300 kilogram karena digunakan daya yang besar,” kata Wiwin Vegas, desainer prototype itu. Dinamo memanfaatkan tenaga pendorong sampai 500 watt, hampir dua kali lipat dari yang biasa digunakan sepeda listrik komersil.
Dengan ditunjang kekuatan penghasil listrik 20 ampere dan 12 volt, becak listrik ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 60 kilometer sekali dalam sekali pemakaian. Waktu pengisian listrik pun diklaim lebih cepat daripada sepeda listrik komersil, yakni hanya butuh waktu empat jam.
Wiwin menuturkan, sejumlah dynamo dan rangkaian penunajang becak listrik itu sebagain masih impor dari Cina. Untuk memproduksi satu becak listrik kisaran biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 10 juta per unit. “Sekarang hak paten sedang kami urus, tapi jika pemerintah mau memanfaatkan inovasi ini kami sangat terbuka bekerjasama,” kata Hanafi. Menurut dia, sekitar 100 becak listrik bisa diproduksi dalam jangka waktu setengah tahun.
Pegiat sepeda yang juga mantan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang turut dalam peluncuran itu kepada Tempo menuturkan, mewujudkan penataan Malioboro yang mengarah pedestrian harus melihat daya dukungnya. Tak sekedar diluncurkan bebas kendaraan lalu selesai. “Jalur pedestrian mesti dipahami, juga tetap ada jalur pendukung transportasi, tapi yang ramah lingkungan seperti di sejumlah negara maju, tetap ada jalurnya seperti bus listrik,” kata dia.
Sebab, kata Herry, panjang Jalan Malioboro yang hampir dua kilometer itu relatif jauh jika harus ditempuh dengan saklak untuk berjalan kaki. Terutama bagi kaum lanjut usia. “Perlu sedikit jalur disisakan untuk transportasi umum, tapi non BBM agar lingkungan tetap bersih tapi juga bisa jadi daya dukung kuat, seperti becak listrik ini,” kata dia.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/02/02/058550397/Becak-Tenaga-Listrik-Diluncurkan-di-Yogya
Read more
Liputan : PRIBADI WICAKSONO
TEMPO.CO, Yogyakarta
Yayasan Budi Mulia Dua milik bekas Ketua MPR Amien Rais meluncurkan dua prototype becak listrik di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta yang dibawa keliling kota untuk dikenalkan pada publik, Ahad 2 Februari 2014.
“Becak listrik ini sebagai tawaran inovasi transportasi
tradisional, agar keberadaannya tak hilang tapi juga tak menimbulkan
persoalan baru akibat makin banyak diubah jadi transportasi bermesin,”
kata Hanafi Rais, ketua Yayasan Budi Mulia Dua, yang juga anak Amien
Rais.Yayasan Budi Mulia Dua milik bekas Ketua MPR Amien Rais meluncurkan dua prototype becak listrik di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta yang dibawa keliling kota untuk dikenalkan pada publik, Ahad 2 Februari 2014.
Becak listrik ini pembuatannya menggandeng kelompok workshop Mobilijo, atau Mobil Listrik Jogja. Inovasi becak listrik ini ditawarkan kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membendung maraknya perubahan becak kayuh menjadi becak motor yang menambah polusi transportasi perkotaan.
Prototype becak listrik ini diklaim sebagai inovasi baru. “Bisa mengangkut sampai beban 300 kilogram karena digunakan daya yang besar,” kata Wiwin Vegas, desainer prototype itu. Dinamo memanfaatkan tenaga pendorong sampai 500 watt, hampir dua kali lipat dari yang biasa digunakan sepeda listrik komersil.
Dengan ditunjang kekuatan penghasil listrik 20 ampere dan 12 volt, becak listrik ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 60 kilometer sekali dalam sekali pemakaian. Waktu pengisian listrik pun diklaim lebih cepat daripada sepeda listrik komersil, yakni hanya butuh waktu empat jam.
Wiwin menuturkan, sejumlah dynamo dan rangkaian penunajang becak listrik itu sebagain masih impor dari Cina. Untuk memproduksi satu becak listrik kisaran biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 10 juta per unit. “Sekarang hak paten sedang kami urus, tapi jika pemerintah mau memanfaatkan inovasi ini kami sangat terbuka bekerjasama,” kata Hanafi. Menurut dia, sekitar 100 becak listrik bisa diproduksi dalam jangka waktu setengah tahun.
Pegiat sepeda yang juga mantan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto yang turut dalam peluncuran itu kepada Tempo menuturkan, mewujudkan penataan Malioboro yang mengarah pedestrian harus melihat daya dukungnya. Tak sekedar diluncurkan bebas kendaraan lalu selesai. “Jalur pedestrian mesti dipahami, juga tetap ada jalur pendukung transportasi, tapi yang ramah lingkungan seperti di sejumlah negara maju, tetap ada jalurnya seperti bus listrik,” kata dia.
Sebab, kata Herry, panjang Jalan Malioboro yang hampir dua kilometer itu relatif jauh jika harus ditempuh dengan saklak untuk berjalan kaki. Terutama bagi kaum lanjut usia. “Perlu sedikit jalur disisakan untuk transportasi umum, tapi non BBM agar lingkungan tetap bersih tapi juga bisa jadi daya dukung kuat, seperti becak listrik ini,” kata dia.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/02/02/058550397/Becak-Tenaga-Listrik-Diluncurkan-di-Yogya